biografi wayang gareng



Biografi Tokoh Wayang Gareng

Biografi Tokoh Wayang Gareng. Gareng adalah anak Gandarwa (sebangsa jin) yang dijadikan sebagai anak angkat pertama oleh Semar. Ia mempunyai nama lain yaitu:
  • Pancalpamor : menolak godaan duniawi;
  • Pegatwaja: berarti gigi, sebuah perlambang bahwa Gareng tidak menyukai makanan-makanan enak (mewah) yang memboroskan dan mengundang penyakit;
  • Nala Gareng: berarti ‘hati yang kering,’ kering dari angkaramurka.
Gareng merupakan Punakawan kedua setelah semar. Ciri-ciri fisik yang menonjol dari semar adalah:
  • Mata juling: mengartikan lambing tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan;
  • Tangan ceko (melengkung): artinya tidak mau mengambil/merampas hak orang lain;
  • Sikil gejik (seperti pincang): artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng mempunyai watak suka bercanda. Kadang perkataannya lucu, kadang juga penuh makna. Ia juga setia pada tuannya dan gemar menolong.

Dalam pengembaraannya, Ia pernah menjadi raja yang bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sangat sakti, hingga semua raja berhasil ia taklukan. Tetapi ia ingin mencoba Kerajaan Amarta tempat ia mengabdi ketika menjadi panakawan. Semua ksatria pandawa pun ia kalahkan.

Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng yang sudah lama tak kunjung pulang dalam kecemasan dan kebingungan serta rasa khawatir dan sedih karena Negara Amarta berhasil ditaklukan oleh seorang raja yang bernama Pandu Bergola.

Beruntung Pandawa memiliki penasehat ulung yaitu Prabu Kresna. Kresna segera memanggil Semar. Jika Semar ingin bertemu Gareng, maka relakanlah Petruk bertemu dengan Pandu Bergola. Semar segera tanggap pada ucapan Kresna, sedangkan Petruk mulai murung. Semua raja, ksatria pandawa saja berhasil dikalahkan oleh Prabu Pandu Bergola, apalagi dirinya. Pikir Petruk. Tetapi setelah Semar membisikan sesuatu di telinganya, Petruk jadi semangat dan girang, segera pamit untuk menghadapi Prabu Bergola.

Prabu Bergola tidak menghadapi Petruk, ia senantiasa membelakangi. Jika berhadapan, senantiasa tertunduk. Tapi Petruk terus mendesak untuk bertanding perang. Maka terjadilah perang hebat yang penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan sedang terjadi, maka Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Pergumulan terus berlanjut, dan Petruk pun belum tahu bahwa Pandu Bergola sudah berubah wujud. Akhirnya mereka dipisahkan oleh Semar. Begitu tahu wujud aslinya, maka dipeluklah kakaknya (Gareng) dengan penuh rindu dan giranglah semua keluarga Pandawa, abdinya telah kembali.

Nala Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa bertindak begitu. Ia menjawab bahwa dirinya hanya ingin mengingatkan tuan-tuannya para Pandawa, jangan lupa karena sudah mukti wibawa (makmur) sehingga kurang berhati-hati. Bagaimana jadinya kalau Negara sampai terlena ketika musuh datang secara tiba-tiba? Negara bisa hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum itu semua terjadi, Gareng mengingatkan pada rajanya. Para Pandawa pun semua gembira dan merasa beruntung memiliki abdi seperti Gareng. (**)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh kritik karya seni rupa

biografi Raden Destarastra (bapa kurawa)